Oleh Fianda Julyantoro - 21 Februari 2019 504 kali telah dibaca
Salah satu faktor penting dalam pengembangan bisnis adalah mengetahui posisi bisnis kita saat ini di tengah-tengah persaingan bisnis yang begitu ketat dengan banyaknya kompetitor yang bermunculan di sekitar kita. Dengan mengetahui posisi bisnis kita saat ini, kita dapat menentukan langkah-langkah strategi pengembangan bisnis ke depan yang seharusnya kita ambil.
3 faktor yang sangat perlu diperhitungkan dalam penentuan posisi bisnis kita adalah:
Dari 3 faktor itu, akan terjadi irisan-irisan persinggungan yang konsekuensinya dapat kita gunakan untuk menentukan arah bisnis kita, yaitu;
The Winning Zone
Jika kita bisa memenuhi kebutuhan konsumen kita, sedangkan kompetitor kita tidak bisa, maka di situlah letak The Winning Zone, zona kemenangan bisnis kita. Inilah yang diharapkan dari semua bisnis: berada di zona lautan biru (blue ocean) di mana persaingan relatif kecil dan bisa kita kendalikan.
The Losing Zone
Jika kompetitor bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan pasar, sedangkan kita tidak bisa, maka kita akan berada di area The Losing Zone, yaitu zona kekalahan yang fatal. Konsumen akan beralih ke kompetitor dan bisnis kita terancam tenggelam dan hilang.
The Risky Zone
Jika bisnis kita dan kompetitor kita sama-sama bisa memenuhi kebutuhan pangsa pasar yang sama, maka kita akan terjebak di area The Risky Zone, yaitu zona kompetisi lautan merah (red ocean) yang berdarah-darah. Perang diskon, banting harga, marjin keuntungan yang tipis selalu menghantui setiap langkah bisnis kita.
Jika bisnis kita berada di The Risky Zone, maka kita harus melakukan langkah-langkah inovasi dengan memberi nilai tambah pada bisnis kita yang belum dimiliki atau dilakukan oleh kompetitor sehingga kita bisa keluar dari zona yang penuh resiko dan persaingan ketat ini menuju The Winning Zone.
The Dumb Zone
Asal jangan sampai kita terjebak di area The Dumb Zone (zona dungu) di mana kita dan kompetitor sama-sama terjebak dalam bisnis yang produknya tidak dibutuhkan oleh konsumen. Celakanya, kondisi ini justru banyak terjadi pada para pelaku UMKM yang biasanya memproduksi barang berdasar kemampuan memproduksi atau membuat sesuatu (product driven), bukan berdasar kebutuhan pasar (market driven). Capek-capek produksi, susah payah memasarkan, bersaing dengan banyak produk sejenis, bersaing harga, eeehh.. ujung-ujungnya tetap sulit berkembang.
Jika berada di zona ini, kita bisa mempertimbangkan untuk meninggalkan bisnis ini dan beralih ke bisnis yang lebih dibutuhkan pasar.
Perlu akses login!
Bunga Isrovian Diawaranty
10 Oktober 2024
Sari Fatmawati
08 Juli 2023
Baskoro
10 Mei 2023
09 Mei 2023
Apakah anda yakin hapus komentar ini ?
Dengan membuat akun ini, Saya menyetujui Syarat dan Ketentuan dan Kebijakan Privasi dari LUNAS.
Silahkan Masukkan Akun Anda
Tidak punya akun ? Daftar Sekarang
Upgrade sekarang untuk dapat mengakses fitur lainnya!
Nanti Saja