Bertahan Hampir 10 Tahun, Pisang Raket Nyaris Tanpa Identitas

Oleh Dody Resmal, ST., MT. - 17 Agustus 2019
313 kali telah dibaca

Salah satu andalan masyarakat Desa Ladong terutama di Komplek Perumahan Indrapatra yaitu Pisang Raket. Pisang Raket yang merupakan pisang yang dibelah-belah yang kemudian disusun menjadi bentuk seperti rakit (salah satu alat transportasi di sungai). Mata pencaharian utama masyarakat Ladong khususnya kaum ibu-ibu ini ialah membuat Pisang Raket. Proses pembuatan Pisang Raket ini sangat unik mulai dari proses pengelupasan pisang, penjemuran dan pengorengan hingga kemasan. Pembuat Pisang Raket ini bermula dari kegiatan ibu-ibu yang mencari nafkah membantu para sang suami. 

Pekerjaan tersebut dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun banyak kendala yang mereka keluhkan mulai dari bahan baku, peralatan dan pemasaran yang terkadang sangat tidak wajar. Setiap pagi para wanita hebat Ladong mencari pisang ke pasar Lambaro Aceh Besar. Pagi buta mereka harus rela menunggu pisang yang dibawa para tengkulak (Agen) namun terkadang pisang yang ditawarkan tidak semua dapat dibeli untuk pembuatan pisang raket. Pisang harus benar-benar yang berkualitas bagus agar mendapatkan olahan pisang raket lebih berkualitas. Tidak hanya itu, peralatan dan bahan baku untuk pembuatan pisang raket masih sangat tradisional baik dalam penjemuran, penggorengan dan bahkan pengemasan yang masih tradisional. Belum lagi Para wanita hebat Ladong juga mengeluh harga jual yang sangat murah. Harga pisang rakit per buah dijual sekitar 800 rupiah ke pasar Lambaro. Namun para agen pasar kemudian menjual dengan harga 20.000,-/kemasan yang berisi 3 buah pisang rakit.

Melalui kegiatan Mentor Bisnis, Dody Resmal, ST., MT dan Khairunnisa M, SP selaku Konsultan PLUT-KUMKM Aceh berkunjung ke Ladong pada tanggal 9 April 2019 untuk mendampingi dan memecahkan persoalan yang terjadi dalam meningkatkan kualitas produk. Salah satu indikator dalam meningkatkan kualitas produk adalah dengan cara memberikan kemasan yang baik dan adanya merek. Seperti yang dipaparkan oleh pelaku usaha bahwasanya selama ini mereka tidak memiliki Merk produk. Banyak yang beranggapan merek hanya sekedar nama, padahal merek lebih dari sekedar nama. Bahkan identitas yang sangat unik dari sebuah produk. 

Menurut pengakuan pelaku usaha, membuat merek itu sulit dan memerlukan tenaga ahli untuk mendesainnya. Adapun 10 alasan pentingnya UMKM memiliki merek yang dikutip dari entrepreneur.bisnis.com yaitu: merek akan menempel di Ingatan; sebagai asset; dapat menggugah sisi emosional konsumen; dapat menciptakan totalitas pada layanan usaha; dapat memudahkan pelanggan menemukan bisnis kita; dapat menciptakan kepribadian; dapat memiliki kekuatan untuk menarik konsumen; akan menghemat biaya usaha; dapat mempengaruhi perilaku pembelian; dan merek akan saling terkait dengan personal branding. Maka dari itu, PLUT-KUMKM Aceh akan terus berkomitmen mendampingi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. Sehingga produk-produk yang dihasilkan akan memiliki identitas dan mampu bersaing di dengan produk-produk lainnya. (DR/KH)

Bagikan ke :

Komentar

Perlu akses login!